Kajian Daya Dukung Dan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Sungai Pada Sub DAS Karang Mumus Kota Samarinda Dengan Metode WASP
Achmad Diansyukma
Sungai Karang Mumus adalah sebuah ekosistem Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) yang melintasi Kota Samarinda yang berfungsi sebagai sumber perairan dalam pemenuhan kebutuhan, sarana penunjang utama dalam mendukung roda perekonomian dan aktivitas kehidupan serta fungsi sanitasi bagi masyarakat disekitarnya sehingga limbah yang dihasilkan akan berpotensi menimbulkan penurunan pada kualitas air sungai. Meningkatnya beban pencemaran disinyalir menjadi faktor penyebab terjadinya penurunan kualitas air di sungai tersebut. Tujuan penelitian dilakukan untuk mengkaji ulang status pencemaran Sungai Karang Mumus dan melakukan kajian silang status pencemaran dengan mengetahui besaran beban pencemaran yang terjadi, Daya Tampung Beban Pencemaran (DTBP) serta alokasi beban pencemar pada badan sungai.
Analisis dilakukan pada Sungai Karang Mumus sepanjang 16.6 km dengan membagi sungai menjadi 5 segmen yang membentang dari hulu Waduk Benanga sampai ke hilir yang bermuara pada DAS utama Mahakam. Pengkajian ulang status pencemaran dilakukan dengan menggunakan metode Indeks Pencemaran (PI). Perhitungan potensi beban pencemaran dilakukan dengan pendekatan Faktor Emisi terhadap penggunaan lahan dimana data penggunaan lahan untuk domestik penduduk, peternakan, pertanian, perkebunan dan lahan terbangun mengacu pada data publikasi BPS, sedangkan untuk penggunaan hotel, rumah sakit dan laundry didapatkan dari hasil survey langsung dilapangan. Proses simulasi dilakukan dengan menggunakan metode pemodelan numerik terkomputerisasi melalui software WASP (Water Quality Analysis Simulation Program) berdasarkan parameter uji BOD5 dimana model WASP mengkaji setiap bagian kualitas air berdasarkan input spasial dari titk awal hingga titik akhir perpindahan berdasarkan prinsip neraca massa. Simulasi beban pencemaran yang ada mengacu pada hasil monitoring DLH Kota Samarinda pada tahun 2019 sedangkan simulasi DTBP mengacu pada nilai BOD5 baku mutu peruntukan sungai kelas II sesuai PERDA Provinsi Kalimantan Timur No 2 tahun 2011 yaitu 3 mg/l. Debit sungai yang digunakan pada saat simulasi merupakan debit hasil simulasi WASP yang diverifikasi dengan debit hasil perhitungan menggunakan rumus Manning. Alokasi beban pencemaran dihitung berdasarkan pengurangan antara DTBP dan beban pencemar yang ada.
Hasil pengkajian ulang status pencemaran dengan metode PI pada segmen 1, 2, 3, 4 dan 5 adalah tercemar sedang. Hasil simulasi pemodelaan WASP untuk beban pencemaran yang ada pada BOD5 hasil simulasi WASP antara 1,81 – 2,87 mg/l di segmen 1, 2, 3, 4 dan 5 secara berturut-turut adalah 355 kg/hari, 695 kg/hari, 465 kg/hari, 75 kg/hari dan 2.015 kg/hari pada kondisi debit aliran hasil simulasi WASP antara 5,03 – 139,26 M3/detik, sedangkan DTBP di segmen 1, 2, 3, 4 dan 5 secara berturut-turut adalah 2.095 kg/hari, 305 kg/hari, 245 kg/hari, 65 kg/hari dan 2.960 kg/hari dengan kondisi debit aliran yang sama pada saat simulasi beban pencemaran yang ada. Alokasi tiap-tiap segmen berbeda-beda dimana segmen 2, 3 dan 4 harus dilakukan pengurangan beban pencemar berturut-turut sebesar 390 kg/hari, 220 kg/hari dan 10 kg/hari, sedangkan segmen 1 dan 5 masih mampu menerima beban pencemar masing-masing sebesar 1.740 kg/hari dan 945 kg/hari. Pengkajian silang antara status PI dan simulasi WASP menunjukkan hasil yang kurang sejalan satu sama lain.
Kata Kunci: Sungai Karang Mumus, DTBP, WASP