Permasalahan sampah di Yogyakarta menjadi isu yang cukup serius dihadapi oleh masyarakat. Sempat viral, sejak TPS Piyungan ditutup selama beberapa hari, yang diikuti oleh beberapa TPS di Yogyakarta. Pemandangan di beberapa titik di Yogyakarta menjadi tidak nyaman disebabkan oleh sampah yang berserakan hingga ke jalan dan mengganggu jalur transportasi.
Melihat kondisi ini, Andri Perdana (alumni Magister Teknik Sistem FT UGM, angkatan tahun 2013), mengadakan Pelatihan Bank Sampah untuk Warga Sleman, yang berlokasi di Kampung Josari, Tridadi, Sleman. Andri Perdana yang berprofesi sebagai dosen di Teknik Kimia UPN Veteran Yogyakarta, saat ini juga aktif di Akademi Relawan Indonesia (ARI), salah satu wadah pendidikan dan edukasi Kerelawanan dari lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT). Dalam kegiatan ini, ARI menggandeng Project B Indonesia, dalam hal ini diwakili oleh Yebi Yuriandala (alumni Magister Teknik Sistem FT UGM, angkatan tahun 2011). Yebi Yuriandala saat ini berprofesi sebagai dosen Teknik Lingkungan UII yang sekaligus menjadi Co Founder Project B Indonesia. Project B Indonesia adalah komunitas peduli lingkungan yang berusaha mengolah sampah menjadi produk-produk yang mempunyai nilai guna kembali.
Menurut Andri, “Munculnya permasalahan sampah yang sempat viral menjadi moment untuk memasifkan edukasi berkaitan pengelolaan sampah. Setidaknya dari pengelolaan sampah ini banyak kampung mulai peduli dengan lingkungan. Semoga banyak relawan yang peduli lingkungan, juga ikut membantu mendampingi masyarakat mengambil bagian untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh warga Yogyakarta.
Pada kesempatan ini,Yebi Yuriandala mengatakan “75% sampah yang dihasilkan oleh masyarakat dan dibuang ke TPS berasal dari Sampah Rumah Tangga. Pengelolaan Sampah perlu dilakukan akan memberikan manfaat dan mengurangi dampak negatif bagi lingkungan. Sampah botol air mineral, jika tidak dikelola dengan baik, botol ini dapat dijual maksimal 1000 rupiah per kilogram. Sedangkan, jika dipisahkan antara tutup dan botol palstiknya, dapat bernilai maksimal sekitar 3000 rupiah setiap kilogramnya”. Dalam Edukasi ini, ibu-ibu di Kampung Josari juga diajarkan bagaimana membuat produk-produk berkualitas.
Kegiatan edukasi ini diakhiri dengan komitmen masyarakat di Kampung Josari dengan terbentuknya Susunan Pengurus Bank Sampah. Semoga dengan mengelola sampah dan membuat berbagai produk kerajinan dari sampah dalam mengurangi dampak negatif ke lingkungan. Ubah sampah menjadi rupiah.