Buku ini terinspirasi oleh kejadian banjir di Jakarta dan berbagai tempat di Indonesia yang berlangsung setiap tahun, dan ironisnya kekeringan mulai terjadi di berbagai tempat pada musim kemarau. Masyarakat umum mengerti bahwa penyebabnya ialah karena hujan. Namun, kita menyadari bahwa sebenarnya bukanlah hujan sebagai penyebab utama dari banjir, melainkan bagaimana kita mengelola air hujan yang turun di Daerah Aliran Sungai (DAS) selanjutnya mengalir ke hilir. Memang sebagian besar masyarakat kita tidak mengelola air hujan tersebut. Justru hampir di semua tempat dilakukan perbaikan drainase yang intinya secepat-cepatnya “mengatuskan” air genangan akibat hujan. Air hujan dibuatkan “jalur cepat” drainase konvensional mengalir ke hilir. Semakin baik drainase konvensional di suatu tempat, semakin besarlah kemungkinan banjir yang akan terjadi di bagian hilirnya, dan semakin besar kemungkinan terjadinya kekeringan di bagian hulunya saat musim kemarau.
Konsep drainase ramah lingkungan yang akhir-akhir ini menjadi bahan pembicaraan belum tersosialisasikan di masyarakat. Hingga buku ini diterbitkan, perencanaan dan implementasi drainase masih menggunakan cara drainase konvensional. Drainase ramah lingkungan didefinisikan sebagai upaya mengelola air hujan dengan cara menampung, meresapkan, mengalirkan, dan memelihara dengan tidak minimbulkan gangguan aktivitas sosial, ekonomi, dan ekologi lingkungan yang bersangkutan. Drainase ramah lingkungan dikenal dengan slogan drainase TRAP, yaitu Tampung, Resapkan, Alirkan, dan Pelihara.
Memanen hujan merupakan bagian dari drainase ramah lingkungan pada bagian Tampung dan Resapkan. Air hujan ditampung untuk dipakai sebagai sumber air bersih dan perbaikan lingkungan hidup, dan diresapkan untuk mengisi air tanah. Efek memanen air hujan di antaranya ialah berkurangnya banjir, berkurangnya kekeringan, berkurangnya masalah air bersih, berkurangnya penurunan muka air tanah, dan berkurangnya masalah lingkungan.
Buku ini membahas latar belakang memanen air hujan, pemakaiannya di negara-negara maju dan pemakaian secara tradisional, metode-metode dan infrastruktur pemanen air hujan, hitungan dimensi infrastruktur dan peralatan, kualitas air hujan dan metode perbaikan kualitas air hujan, dan ditutup dengan rekomendasi.
Penulis: Agus Maryono
Link sumber: https://ugmpress.ugm.ac.id/id/product/lingkungan/memanen-air-hujan