INTISARI
Oleh: Muhammad Prasanto Bimantio
Produksi salak pondoh Kabupaten Sleman tahun 2016 mencapai 73 kton dimana produksi ini mencakup hingga 98% dari keseluruhan produksi salak pondoh di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, namun pada kenyataannya petani salak pondoh di wilayah tersebut justru menerima harga yang rendah ketika musim panen raya, dimana harga jual per kilogram anjlok hingga mencapai kurang dari Rp3000, dibawah margin keuntungan petani yang mempunyai posisi tawar lemah sehingga tingkat kesejahteraan petanipun juga rendah. Pada penelitian ini problema tersebut berhasil direpresentasikan dalam hasil simulasi dinamis untuk model business as usual (BaU) dimana terdapat seasonal pitfalls pada pendapatan petani. Skenario pengadaan usaha turunan (bahan baku berbasis buah dan limbah) memberikan peningkatan pendapatan yang signifikan dibandingkan dengan BaU dan mampu mengurangi jumlah pengangguran di Kabupaten Sleman dengan probabilitas penjualan produk turunan minimal sebesar 48,97%. Dibutuhkan nilai probabilitas keberhasilan riset akademik lebih dari 41,67% agar nilai pendapatan dari skenario program riset akademik lebih besar dari business as usual dan lebih dari 89,42% agar lebih dari program pengadaan usaha turunan. Skenario pengadaan usaha turunan + penjualan buah + program riset akademik + program kredit usaha (kode ABG2) memberikan nilai tertinggi pada hasil pendapatan petani. Sementara skenario pengadaan usaha turunan + penjualan buah + program kredit usaha (kode BG2) memberikan nilai BC ratio tertinggi. Pengembangan model dapat dilakukan dengan penambahan variabel-variabel baru, penggabungan dengan metode decision making & optimasi, dan transformasi kebentuk praktis yang aplikatif.
kata kunci: salak pondoh, simulasi dinamis, sinergi, vensim