Arif Yulianto Widi Kurniawan
Light Duty Vehicle (LDV) adalah konsumen energi terbesar di Indonesia yaitu 277 Mboe atau setara dengan 29% dari keseluruhan energi pada tahun 2017 dengan 99% energinya diperoleh dari bahan bakar minyak. Dengan produksi minyak Indonesia yang terus menurun, kebutuhan akan BBM yang tinggi akan menyebabkan naiknya impor BBM. Hidrogen melalui kendaraan listrik berbasis fuel cell (FCEV) adalah salah satu alternatif solusi pada sektor transportasi darat, dimana memiliki kemampuan untuk diproduksi, didistribusikan dan disimpan. Penelitian ini berfokus pada dampak penggunaan FCEV pada LDV di Indonesia dengan menggunakan Mobility Model (MoMo) untuk melakukan proyeksi kebutuhan energi pada sektor transportasi darat. Skenario yang dibuat adalah Bussiness as Usual, serta penggunaan LDV berbasis FCEV dengan penetrasi medium dan optimis dan dikombinasikan dengan empat komposis produksi hidrogen yaitu Steam Methane Reforming (SMR) dari gas alam dan elektrolisis dari air dengan energi listrik dari PLTU, PLTG, dan EBT. Penggunaan FCEV terbukti dapat menurunkan kebutuhan energi pada sektor transportasi darat sebesar 5.1 – 7.3% dan penurunan konsmusi BBM mencapai 15 – 21%. Keseluruhan energi efisiensi dan faktor emisi CO2 sangat bergantung kepada proses produksi hidrogen. Pada proses SMR dan elektrolisis dari EBT, energi efisiensi dan faktor emisi FCEV lebih baik daripada ICE. Akan tetapi apabila produksi dari grid PLN, energi efisiensi dan faktor emisi lebih rendah dibanding ICE.
Key Word: Mobility Model, transportasi darat, hidrogen, fuel cell electric vehicle, kebutuhan energi, emisi CO2