Aries Taufiq Kurniawan
Lokasi studi adalah Pantai Baron, Gunung Kidul dan Pantai Baru, Bantul, dimana setiap lokasi diambil 3 titik untuk dibandingkan secara berpasangan menggunakan metode Analytical Hierarchy Methods (AHP) untuk memproduksi gas hidrogen dengan metode elektrolisis menggunakan energi listrik hasil konversi energi gelombang laut memakai sistem Oscillating Water Column (OWC). Faktor potensi energi, lokasi OWC, potensi bencana alam, lingkungan dan sosio-ekonomi yang digunakan untuk membandingkan, yang kemudian dipecah menjadi 11 sub-faktor. Data angin, batimetri, pasang surut, potensi bencana alam, jarak lokasi konservasi, potensi perikanan dan potensi pariwisata diolah untuk menghasilkan data untuk membandingkan keenam titik studi. Setelah didapat titik lokasi ideal, kemudian dilakukan pemodelan untuk mendapatkan distribusi gelombang sepanjang pantai untuk mendapatkan potensi energi listrik yang dapat dihasilkan. Potensi energi listrik digunakan untuk menghitung potensi gas hidrogen yang dapat diproduksi.
Pantai Baron menjadi lokasi yang ideal, dimana titik BO3 merupakan titik lokasi paling optimum. Rata-rata tinggi gelombang laut dalam hasil peramalan dari data angin untuk Pantai Baron adalah 1,08 m dengan perioda 9,73 detik. Hasil pemodelan menghasilkan tinggi gelombang yang dipengaruhi oleh refraksi dan shoaling di titik BO3 adalah 1,21 m. Titik lokasi studi berada pada kedalaman 5 m dan berdasarkan pemodelan didapatkan bahwa gelombang belum pecah meskipun pada kondisi air surut, sehingga tidak terjadi kehilangan energi. Energi listrik yang dapat dihasilkan dari 1 sistem OWC adalah 4,7 – 5,63 MWh per tahun, dengan produksi gas hidrogen adalah 78 – 93 kg per tahun.
Kata kunci: Energi gelombang laut, Oscillating Water Column (OWC), Analytical Hierarchy Methods (AHP), Gas hidrogen