Analisis Keekonomian dan Potensi Pelet Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai Bahan Bakar untuk Mengurangi Biaya Subsidi LPG 3 Kg Pemerintah dan Perannya dalam Sustainable Development Goals
Leonardus Arda Dewanjaya
Subsidi pemerintah terkait LPG 3 kg tiap tahunnya cukup besar, dalam 3 tahun terakhir apabila dirata-rata mencapai 50 triliun rupiah per tahunnya. Padahal jumlah penggunanya terus meningkat namun sayangnya justru masih banyak kelangkaan LPG 3 Kg di daerah luar Jawa bahkan di beberapa daerah di Jawa pun masih ada kelangkaan. Menteri ESDM sudah mengeluarkan Keputusan Menteri No 128 K/70/MEM/2020 tentang Gugus Tugas Ketahanan Energi dan Pemanfaatan Energi dimana pada pernyataan Kedua point d menetapkan Kelompok Kerja Bidang Pengurangan Impor LPG.
Tujuan studi ini adalah untuk menghitung nilai keekonomian bisnis pellet tandan kosong kelapa sawit sebagai rekomendasi kepada pemerintah maupun pihak swasta. Metode yang digunakan adalah perhitungan NPV, MIRR, PBP dan ROI. Selain itu juga digunakan model bisnis dan distribusi yang tepat agar produk dapat terkirim sampai ke pembeli akhir dan ketersediaanya pun terjamin. Atas dasar tersebut maka diperlukan sebuah terobosan berupa pengolahan limbah tandan kosong kelapa sawit menjadi bahan bakar padat (pellet) skala industri yang dapat menggantikan LPG 3 kg terutama bagi masyarakat tidak mampu.
Dari hasil analisis ditentukan model bisnis Joint Venture (JV) sebagai rekomendasi pendirian pabriknya. Dan hasil perhitungan keekonomian menunjukkan bahwa kebutuhan investasi 1 pabrik kapasitas 2.000 ton per bulan sebesar 41,7 miliar rupiah dengan skema 100% investasi. Total biaya operasional dalam 1 tahun sebesar 21,4 miliar rupiah maka dapat ditentukan besar COGS senilai 893 rupiah per kilogram. Pembangunan pabrik pellet ini dinyatakan layak dan pantas direkomendasikan dengan harga jual Rp 1.500,- per kilogram karena memiliki jangka waktu pengembalian modal selama 5,93 tahun, NPV sebesar 48,8 miliar rupiah, MIRR sebesar 23,78% dan ROI sebesar 19,89%.
Kata kunci : tandan kosong kelapa sawit, pellet biomassa, analisis ekonomi, LPG 3 Kg