Analisis Daur Hidup Produk Wajik Salak pada Lima UMKM di Kawasan Agrowisata Turi
Siti Aisyah
Perubahan iklim merupakan salah satu permasalahan lingkungan bersama negara-negara di dunia baik negara maju maupun negara berkembang. Faktor utama munculnya fenomena perubahan iklim adalah terus meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (BBF), kegiatan industri, dan aktifitas manusia lainnya yang mengeluarkan emisi gas dalam jumlah yang bervariasi. Penelitian ini menganalisis LCA dengan menilai dan mengevaluasi serta membandingkan nilai potensi dampak lingkungan yang dihasilkan dari produksi wajik salak di Kawasan Agrowisata Turi, Sleman, Yogyakarta. Fungsional unit yang digunakan adalah 1 kilogram produk wajik salak terkemas dengan batasan cradle to gate. Penelitian ini menggunakan 5 obyek penelitian, kemudian dari kelima obyek tersebut dibagi ke dalam dua kategori yaitu UMKM wajik salak modern dan UMKM wajik salak tradisional. Analisis dilakukan dengan menggunakan software OpenLCA 1.11.0 dengan dukungan database dari agribalyse v301. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa dari ke lima UMKM yang diteliti, dampak terbesar pada tahap perkebunan didominasi oleh GWP dengan nilai terbesar terdapat di UMKM E yaitu 9,6149 Kg CO2 eq. Hotspot dari penilaian daur hidup produk wajik salak pada UMKM wajik salak modern dan UMKM wajik salak tradisional terletak pada tahap perkebunan. Kemudian dari tiga jenis kemasan yang dianalisis terhadap empat kategori dampak pada lima UMKM yang diteliti didapatkan kesimpulan bahwa, dampak terbesar adalah dampak GWP dari kemasan plastik di UMKM E 0,339 Kg CO2 eq, dampak eutrofikasi berasal dari kemasan anyaman bambu pada UMKM D 5,9×10-4 Kg PO43- eq, kemudian dampak asidifikasi disebabkan oleh kemasan plastik pada UMKM E 1,25×10-3 Kg SO2 eq dan dampak ODP dari jenis kemasan anyaman bambu pada UMKM D dengan nilai 1×10-8 Kg CFC-11 eq. Maka dapat disimpulkan bahwa jenis kemasan yang digunakan pada UMKM wajik salak tradisional memiliki nilai potensi dampak lingkungan yang lebih besar dibandingkan dengan jenis kemasan pada UMKM wajik salak modern.
Kata kunci : Life Cycle Assessment, Penilaian produk, OpenLCA, Wajik Salak