Analisis Tekno-Ekonomi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) Di Kawasan Geopark Gunung Sewu Studi Kasus: Pantai Buyutan Kabupaten Pacitan
Tisa Septa Putri Prima Sarbini
Gunung Sewu telah ditetapkan sebagai Kawasan Global Geopark oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada tahun 2015. Dalam penyusunan Masterplan Pegunungan Sewu sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp), penyediaan listrik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan merupakan salah satu strategi pemngembangan pemanfaatan energi baru terbarukan. Penerapan Pemangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) yang memanfaatkan energi angin dan surya pada sektor industri dan pariwisata dapat memberikan dampak positif bagi pendapatan daerah dimana pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu isu strategis Kebupaten Pacitan.
Kecepatan angin rata – rata di Pacitan adalah 3,41 m/s dan raadiasi matahari rata – rata mencapai 5,69 kWh/m2/day sehingga dapat dikatakan bahwa potensi energi surya dan angin yang ada di Kawasan Geopark Gunung Sewu Pacitan dapat diandalkan dan layak untuk dimanfaatkan menjadi sumber energi yang ramah lingkungan. Simulasi perancangan PLTH yang akan diterapkan di Pantai Buyutan menggambarkan bahwa sistem ini dapat menghasilkan keluaran sebanyak 91.333 kWh/tahun. Hasil ini mampu memenuhi kebutuhan tahunan yang besarnya 42.434 kWh/tahun dan bahkan melebihi kebutuhan tahunan.
Analisis keekonomian pada sistem PLTH yang disimulasikan menghasilkan nilai NPV yang negatif. Hal ini dapat disebabkan oleh besarnya nilai CapEx dan rendahnya tarif listrik yang dipakai sebagai perhitungan cash in. Namun penelitian ini juga mengusulkan skenario agar sistem PLTH dapat tetap diterapkan dengan cara membagi komponen biaya yang tertuang dalam prakiraan RAB menjadi dua bagian. Dalam usulan skenario tersebut didapatkan prakiraan cash flows sebear Rp. 33.472.274/tahun untuk pihak desa.
Kata kunci: Energi Baru Terbarukan, PLTH, Geopark Gunung Sewu Pacitan