Evaluasi Kinerja Proses Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) Skala Permukiman dalam Penurunan Total Coliform di Sleman
Muhammad Luthfi Nugroho
Pencemaran air limbah di Kabupaten Sleman merupakan dampak dari permasalahan sanitasi yang menyebabkan degradasi lingkungan. Saat ini Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) skala permukiman di Sleman menjadi alternatif untuk pengolahan air limbah domestik. Namun, berdasarkan data dari DLH Sleman pada tahun 2022 terdapat 56 IPAL Domestik di SPALD-T Sleman yang memiliki efluen Total coliform tinggi melebihi baku mutu. Selain itu, sebagian besar IPAL Domestik di SPALD Sleman juga belum pernah dilakukan analisis atau evaluasi terkait dengan performa pengolahan Total coliform. Padahal, Total coliform menjadi parameter utama yang dikhususkan karena mengindikasikan adanya pencemaran pada efluen air limbah domestik dan perairan. Total coliform juga menjadi parameter untuk permasalahan sanitasi yang serius, disebabkan konsentrasinya yang selalu tinggi dan sulit untuk dilakukan pengolahan oleh fasilitas sanitasi konvensional seperti septic tank. Total coliform dalam konsentrasi tinggi secara spesifik mengandung banyak bakteri E.coli yang bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor penyebab tingginya efluen Total coliform dan mengkaji penyisihan Total coliform oleh IPAL Domestik di SPALD-T Sleman terkait dengan teknologi pengolahan serta kondisi Operational Maintenance-nya.
Penelitian dilakukan dengan melakukan analisis komposisi influen-efluen pada IPAL – IPAL Domestik di Sleman, melakukan observasi dengan purposive sampling method pada beberapa IPAL, dan analisis kinerja pengolahan. Analisis kinerja pengolahan mencakup analisis HRT pada IPAL yang memiliki catatan overcapacity, analisis teknologi pengolahan, analisis OM (operational & maintenance), analisis statistik hingga analisis indeks pencemaran.
Hasil kajian menunjukkan bahwa tingginya Total coliform disebabkan karena tidak adanya unit pengolahan yang baik dalam mengolah Total coliform pada 56 IPAL. Selain itu, karena tidak terdapat juga unit disenfeksi pada 56 IPAL. Faktor penyebab lain adalah kondisi OM yang buruk. Sebanyak 28 IPAL dengan OM buruk memiliki efluen Total coliform yang tinggi. Untuk kondisi eksisting masih cukup memadai. Untuk teknologi pengolahannya, 54 IPAL saat ini mampu menyisihkan COD & BOD dengan baik sehingga memenuhi baku mutu (COD <200 mg/l dan BOD <75 mg/l). Sebanyak 39 IPAL masih mampu menyisihkan amonia hingga memenuhi baku mutu (Amonia <10 mg/l). Namun untuk efluen Total coliform, sebanyak 56 IPAL masih belum mampu menyisihkan Total coliform sampai baku mutu (efluen Total coliform sebesar 105-109MPN/100ml). Kondisi OM menunjukkan 28 IPAL memiliki standar performa yang buruk seperti penumpukan lumpur tinja, pengerasan scum dan terdapatnya sampah padat di IPAL sehingga diduga menyebabkan efisiensi penyisihan rendah. Efisiensi penyisihan polutan pada 56 IPAL keseluruhan pada parameter COD sekitar 30-65%, BOD 30-60%, Amonia 10-50% dan khusus Total coliform hanya 30-70%.
Kata Kunci: Total coliform, teknologi pengolahan, kondisi OM, standar performa, efisiensi penyisihan