Analisis Potensi Dampak Lingkungan Sistem Pengolahan Sampah Organik Berbasis Larva Black Soldier Fly (Hermetia Illucens) Melalui Metode Environmental Life Cycle Assessment (E-LCA) (Studi Kasus: PIAT UGM)
April Riani Salyati
Perguruan tinggi menjadi salah satu penyumbang sampah perkotaan secara signifikan, diantaranya merupakan sampah sisa makanan. Larva Black Soldier Fly sangat populer bagi dunia penelitian karena mampu mereduksi sampah sisa makanan sebanyak 50.057,80 kg tahun-1. Namun, kajian terkait dampak lingkungan dan kerusakan masih sangat terbatas khususnya pada lingkungan perguruan tinggi.
Penelitian ini mengidentifikasi pengolahan sampah organik berbasis Larva Black Soldier Fly (Skenario 1) sebagai teknologi inovatif yang sedang diterapkan oleh Rumah Inovasi Daur Ulang, Pusat Inovasi Agroteknologi, Universitas Gadjah Mada melalui pendekatan Environmental Life Cycle Assessment. Perbandingan juga dilakukan terhadap teknologi lain, yaitu Sistem Pengomposan (Skenario 2) sebagai metode daur ulang yang umum digunakan. Penelitian dilakukan tanpa terlibat dalam teknis operasional kedua skenario tersebut. Penelitian secara khusus mengkaji data dan parameter dampak lingkungan, seperti Global Warming, Stratospheric Ozone Depletion, Terrestrial Acidification, Freshwater Eutrophication, dan Marine Eutrophication. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak SimaPro Developer v.9.5 dengan impact assessment method adalah ReCiPe 2016. Selain itu, evaluasi total biaya pada kedua teknologi melalui perspektif Environmental Life Cycle Cost.
Penelitian menemukan bahwa total Global Warming pada Skenario 1 sebesar 4,45×10+03 kg CO2 eq tahun-1. Nilai tersebut paling kecil dibandingkan Skenario 2 serta dampak lainnya: Terrestrial Acidification, Stratospheric Ozone Depletion, dan Freshwater Eutrophication, sedangkan Marine Eutrophication paling kecil adalah Skenario 2 sebesar 5,10×10-02 kg N eq tahun-1. Nilai 97,35 Pt tahun-1 merupakan total kerusakan paling kecil yang disebabkan oleh Skenario 1 dibandingkan Skenario 2. Environmental Life Cycle Cost per tahun dari kedua skenario adalah Rp249.378.501,80 (Skenario 1) dan Rp399.873.476,89 (Skenario 2) dengan biaya kerusakan lingkungan paling kecil adalah Skenario 1 sebesar Rp130.935,04. Nilai Net Present Value dan Payback Period yang dirancang selama 20 tahun pada Skenario 1 menghasilkan Rp108,775,021,07 dan 4,93 (4 tahun, 11 bulan). Skenario 2 tidak memperoleh Payback Period karena Net Present Value yang negatif, yaitu -Rp1.036.183,306,15. Maka, penelitian ini menunjukkan Skenario 1 merupakan skenario pengolahan sampah organik yang lebih ramah lingkungan karena potensi dampak lingkungan dan kerusakan paling kecil, serta total biaya ekonomi dan biaya kerusakan dampak paling kecil dibandingkan Skenario 2.
Kata Kunci: Sampah Sisa Makanan, Black Soldier Fly, SimaPro, Environmental Life Cycle Assessment, Environmental Life Cycle Cost