Analisis Risiko dan Evaluasi Ekonomi Pada Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung (Studi Kasus Waduk Mrica Banjarnegara)
Khoirul Multazam
Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi emisi karbon di sektor energi menjadi 358 juta ton CO2 pada tahun 2030, sebagaimana tercantum dalam siaran pers Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Target ini sejalan dengan komitmen internasional dalam Paris Agreement, yang bertujuan membatasi pemanasan global hingga 1,5°C melalui pengurangan emisi gas rumah kaca secara signifikan. Oleh sebab itu, Indonesia perlu beralih ke sumber energi terbarukan seperti energi surya untuk memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat, sekaligus mendukung upaya pengendalian iklim global.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko dan kelayakan ekonomi perencanaan proyek PLTS terapung di Waduk Mrica menggunakan pendekatan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan simulasi ekonomi berbasis Monte Carlo. Evaluasi difokuskan pada indikator kelayakan seperti NPV, IRR, dan PIR dengan tingkat keyakinan 95%.
Hasil analisis risiko menunjukkan terdapat 18 risiko potensial yang dapat memengaruhi nilai ekonomi proyek dengan risiko terbesar Trash, Flood, and Sedimentation, Electricity Sale dan Degredation Performance. Analisis kelayakan menunjukkan bahwa proyek dinyatakan layak selama tidak ada pembebanan risiko Trash, Flood, and Sedimentation. Pada skenario terburuk dengan pembebanan risiko tersebut, proyek hanya dapat dinyatakan layak jika biaya pemeliharaan risiko Trash, Flood, and Sedimentation ditekan hingga 0.02, nilai degradasi performa diminimalkan hingga 12%, dan penjualan listrik dioptimalkan. Hasil ini memberikan gambaran strategis untuk pengelolaan risiko dan pengambilan keputusan, memastikan proyek PLTS terapung di Waduk Mrica dapat memberikan manfaat ekonomi yang menguntungkan.
Kata kunci : PLTS terapung, analisis risiko dan ekonomi, simulasi Monte Carlo.