Analisis Social Life Cycle Assessment (S-LCA) pada Kebijakan Carbon Offset (Studi Kasus: Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Bendungan Mrica, Banjarnegara, Jawa Tengah)
Mira Ulyatus Salsabela
Perubahan iklim yang menyebabkan efek rumah kaca menjadikan peran energi baru dan terbarukan (EBT) sangat penting di Indonesia. Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai target bauran energi sebesar 31% di tahun 2050, namun hingga saat ini target tersebut belum tercapai. PLTS menjadi salah satu jenis pembangkit yang potensial untuk membantu mencapai target tersebut. Salah satu lokasi yang memiliki potensi besar untuk pembangunan PLTS adalah kawasan Bendungan Mrica Banjarnegara Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak sosial menggunakan Sosial Life Cycle Assessment (S-LCA) pada kebijakan carbon offset di PLTS terapung, sehingga tidak hanya berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan saja tetapi juga meningkatkan kesejahterakan masyarakat. Dalam penelitian ini, simulasi potensi PLTS terapung dilakukan menggunakan perangkat lunak PVsyst, sedangkan perhitungan carbon offset menggikuti metodologi yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM berdasarkan penetapan MSEP-003. Selanjutnya, analisis dampak sosial dilakukan berdasarkan pedoman S-LCA UNEP/SETAC 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PLTS terapung di Bendungan Mrica memiliki potensi energi yang dapat dibangkitkan sebesar 59,75 MWh per tahun. Selain itu potensi nilai ekonomi karbon melalui skema carbon offset yang dihasilkan mencapai Rp 1.487.921.910 per tahun. Implementasi ini tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan, tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program Corporate Sosial Responsibility (CSR) dan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL).
Kata kunci : PLTS Terapung, Carbon Offset, S-LCA, Sustainability