Kajian Optimasi Potensi Energi Terbarukan Dalam Rangka Transisi Energi Periode 2023 – 2033 (Studi Kasus Provinsi Bengkulu)
Muhammad Veven
Provinsi Bengkulu saat ini masih menggunakan pembangkit listrik konvensional, seperti PLTU dan PLTD dengan kapasitas 200 MW dan 58,1 MW. Penelitian ini bertujuan untuk memproyeksikan pasokan energi listrik dan memberikan rekomendasi skenario terbaik untuk mengurangi penggunaan energi fosil dalam rangka transisi energi di Provinsi Bengkulu. Terdapat empat skenario yang digunakan dalam simulasi proyeksi, yaitu Business as Usual (BaU) sebagai skenario pembanding, skenario pengurangan energi fosil sebesar 30%, 50%, dan 70% dengan menggunakan perangkat lunak LEAP. Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah pelanggan listrik meningkat dari 610.200 menjadi 666.692 pelanggan di semua sektor. Hal ini berbanding lurus dengan peningkatan kebutuhan energi listrik dari 1,404 GWh menjadi 2,074 GWh. Simulasi terbaik diperoleh pada skenario dengan pengurangan energi fosil 70% dengan pengurangan energi fosil sebesar 8,6% pada PLTU dan 1,4% pada PLTD serta peningkatan pembangkit energi terbarukan seperti air sebesar 50,9%, angin sebesar 13,8%, panas bumi sebesar 13,8%, mikrohidro sebesar 6%, biomassa sebesar 2,1%, biogas sebesar 2,1%, dan surya sebesar 2,1%.
Kata kunci: Energi Terbarukan, Proyeksi Energi, Transisi Energi, LEAP, Prov. Bengkulu