Analisis Transisi Energi dan Strategi Perubahan Iklim Pada Sektor Ketenagalistrikan: Studi Kasus Sistem Jawa-Bali
Muhammad Reza
Pola penggunaan energi mengalami perubahan seiring dengan transformasi masyarakat. Perubahan ini didorong oleh prinsip-prinsip keberlanjutan yang memicu pergeseran ke arah pemanfaatan energi bersih dan teknologi rendah karbon. Situasi ini sangat relevan bagi negara berkembang, seperti Indonesia. Indonesia berhadapan dengan trilemma energi, yaitu isu keamanan, ekuitas, dan keberlanjutan lingkungan di tengah pertumbuhan ekonomi yang pesat, jumlah populasi yang besar, dan isu perubahan iklim.
Studi ini mengeksplorasi potensi sumber energi terbarukan dan teknologi rendah karbon di Indonesia. Penelitian ini melibatkan kebijakan dan strategi yang ada, menawarkan rekomendasi untuk peningkatan yang dapat mendorong Indonesia mencapai tujuan keberlanjutannya. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu pemodelan energi menggunakan Low Emissions Analysis Platform (LEAP) dan Next Energy Modeling System for Optimization (NEMO). Melalui alat pemodelan tersebut, pemodelan dilakukan dengan simulasi dan analisis berbagai skenario, di antaranya: Business-as-Usual (BAU), Mitigasi Penangkapan dan Penyimpanan Karbon (MPPK), dan Mitigasi Energi Baru dan Terbarukan (MEBT).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skenario MEBT, yang menitikberatkan pada pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan, memberikan dampak paling signifikan dalam pengurangan emisi GRK. Skenario ini juga memiliki biaya sistem total yang paling optimal, sehingga menunjukkan potensi manfaat besar dari transisi ke energi terbarukan. Namun, setiap skenario memiliki tantangan dan hambatan masing-masing, termasuk masalah terkait teknologi, ekonomi, dan kebijakan. Oleh karena itu, berbagai hambatan tersebut perlu diatasi untuk mencapai target transisi energi dan pengurangan emisi yang diharapkan dan memastikan keberhasilan transisi energi di Indonesia.
Kata kunci: transisi energi, perubahan iklim, sistem ketenagalistrikan