INTISARI
Oleh: Syarifhidayahtullah
Limbah perkebunan kakao rata-rata mengalami peningkatan dalam kurun waktu 8 tahun terakhir. Limbah yang banyak dihasilkan dari proses pengolahan biji kakao ini adalah berupa kulit buah kakao. Kulit buah kako merupakan bagian terbesar dari buah kakao, yakni mencapai 74%. Pemanfaatan limbah kulit buah kakao menjadi briket arang telah banyak dilakukan melalui berbagai metode, namun belum memenuhi persyaratan SNI briket arang. Untuk mendapatkan briket arang yang memenuhi persyaratan SNI perlu dilakukan rekayasa proses dengan cara mencampurkan limbah kulit kakao dengan ampas buah merah, karena ampas buah merah memiliki nilai kalori yang cukup tinggi. Penelitian ini dilakukan melalui proses pirolisis dengan suhu sampai dengan 500 oC dan ditahan selama 4 jam. Tujuan penelitian untuk mendapatkan komposisi briket arang terbaik dari campuran bahan baku limbah kulit kakao dan limbah ampas buah merah melalui proses pyrolysis serta uji karakteristiknya. Penelitian dirancang dengan 2 variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) berupa ukuran serbuk bahan baku arang yang lolos saringan 50 mesh, komposisi campuran serbuk arang kulit kakao dengan serbuk arang ampas buah merah (100% : 0%, 70% : 30%, 50% : 50%, 30% : 70%, dan 0% : 100%), tekanan pengempaan (100 kg/cm2), perekat kanji 10% dari bahan baku dan dimensi briket (Æ 40 mm). Sedangkan variabel terikat (dependent variable) yaitu kadar air (%), kadar zat mudah menguap (%), kadar abu (%), kadar karbon terikat (%), nilai kalor (kal/g) dan uji pembakarannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dengan melalui proses pirolisis briket arang limbah kulit kakao dengan ampas buah merah dapat meningkatkan nilai kalorinya. Karakteristik briket terbaik diperoleh dari briket komposisi campuran (30% : 70%) dengan kadar air 5,6306 %, kadar zat mudah menguap 18,6474 %, kadar abu 9,4509 %, kadar karbon terikat 66,2710 %, dan nilai kalor 6.422,277 kal/g dengan rata-rata laju pambakaran selama 30 menit sebesar 0,91 g/menit.