INTISARI
Oleh: Ade Widya Isharyati
Permasalahan penanganan sampah di Kota Lhokseumawe masih belum optimal dilihat dari metode pengelolaan sampah masih menggunakan sistem kumpul angkut buang. Selain itu, tingkat pelayanan sampah hanya sebesar 38%, sedangkan sampah yang tidak terlayani akan menyebabkan tumpukan sampah di berbagai tempat. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pelayanan sampah Kota Lhokseumawe masih dibawah standar pelayananan minimal yaitu 60%-90%. Untuk itu diperlukan peningkatan terhadap penanganan sampah yang optimal khususnya pada pemanfaatan sampah untuk mengurangi timbunan sampah dan beban di TPA. Pada penelitian ini akan dilakukan evaluasi dan analisis terhadap pengelolaan sampah Kota Lhokseumawe melalui skenario reduksi sampah. Skenario 1 merupakan skenario reduksi sampah terdiri dari bank sampah dan daur ulang. Sedangkan skenario 2 terdiri dari bank sampah, daur ulang, pirolisis dan biogas. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kesetimbangan massa, umur pakai TPA dan estimasi biaya yang dibutuhkan meliputi biaya investasi, operasional dan pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui upaya reduksi sampah melalui skenario 1 dan skenario 2 dapat mengurangi jumlah timbunan sampah di TPA sebesar 49,8% dan 51,02%. Dengan upaya reduksi sampah tersebut menyebabkan TPA yang direncanakan dapat dipakai selama 28 tahun dari umur pakai TPA tanpa upaya reduksi sampah yaitu hanya 18 tahun. Estimasi biaya investasi yang dibutuhkan per tahun pada skenario 1 dan skenario 2 lebih kecil dibandingkan dengan biaya investasi pengelolaan sampah eksisting, masing-masing adalah Rp 746.646.860, Rp 755.530.822 dan Rp 1.202.644.444. Sedangkan biaya operasional skenario 1 dan skenario 2 lebih besar dibandingkan dengan pengelolaan sampah eksisting, masing-masing adalah Rp 3.036.825.120, Rp 3.269.941.882 dan Rp 2.633.618.444. hal ini disebabkan karena terdapat penambahan biaya operasional untuk bank sampah dan TPS 3R pada skenario 1 maupun skenario 2. Keuntungan yang diperoleh melalui skenario 1 dan skenario 2 adalah Rp 192.997.400 dan Rp 242.344.067 per tahun. Berdasarkan jumlah reduksi sampah dan keuntungan yang diperoleh, skenario 2 lebih baik diterapkan untuk meningkatkan pengelolaan sampah Kota Lhokseumawe.
Kata kunci: bank sampah, daur ulang, reduksi sampah, pemanfaatan sampah, pengelolaan sampah.