Analisis Faktor yang Mempengaruhi Situational Awareness sebagai Prediktor Tingkat Keparahan pada Kecelakaan Kerja di Operasi Hulu Migas Menggunakan Metode Partial Least Square – Structural Equation Modeling (PLS-SEM)
Dadang Suhirman
Industri hulu migas merupakan salah satu sektor strategis nasional. Kecelakaan kerja dengan berbagai konsekuensi kerugiannya merupakan risiko operasi yang kredibel dalam bidang ini. Dalam beberapa penelitian terdahulu, Lack of situational awareness (SA) dilaporkan sebagai kontributor yang signifikan terhadap kecelakaan kerja migas. Namun demikian, peran SA dalam kecelakaan kerja belum dikaitkan dengan tingkat keparahannya. Lebih jauh, faktor-faktor yang mempengaruhi SA belum diinvestigasi dengan pendekatan sistemik. Penelitian post-hoc correlational ini bertujuan untuk memverifikasi peran SA terhadap tingkat keparahan kecelakaan kerja migas sekaligus menginvestigasi faktor-faktor sistemik yang mempengaruhinya berdasarkan analisis terhadap sejumlah laporan investigasi kecelakaan kerja.
Penelitian ini dilakukan dengan framework analisis kombinasi yang mengintegrasikan SA error taxonomy dan Human Factor Analysis & Classification System (HFACS), yang awalnya dikembangkan dalam domain penerbangan. Metode partial least square – structural equation modeling (PLS-SEM) digunakan sebagai teknik analisis statistik untuk menginvestigasi korelasi dan hubungan struktural antar variabel dalam framework. Metode Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan untuk menentukan prioritas sasaran perbaikan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Lack of SA merupakan prediktor yang signifikan (path coefficient: 0.609) dengan kekuatan prediksi yang moderat (R2: 0.389) terhadap tingkat keparahan kecelakaan kerja migas. Lack of SA dipengaruhi secara signifikan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh beberapa faktor kesisteman yaitu Organizational Influences (total effect: 0.333), Supervision (total effect: 0.278) dan Pre-condition for Unsafe Acts (total effect: 0.341). Tiga prioritas utama yang teridentifikasi sebagai sasaran perbaikan adalah: 1) Planned Inappropriate Operation (CI:1.000), 2) Resource Problem (CI: 0.697), 3) State of Mind (CI: 0.531). Penelitian ini berkontribusi dalam memperdalam kajian terdahulu mengenai peran SA dalam kecelakaan kerja migas sekaligus memperkaya aplikasi HFACS dalam industri hulu migas.
Kata kunci: situational awareness, human factor, kecelakaan kerja, hulu migas, HFACS.