Pemilihan Teknologi Konversi Termokimia Mikroalga Menjadi Bio-Crude Oil
Gunawan Sutejo
Mikroalga sebagai sumber bio-fuel generasi ketiga dengan berbagai keunggulannya merupakan salah satu potensi sumber energi terbarukan. Berbagai penelitian tentang proses konversi mikroalga menjadi bahan bakar nabati telah banyak dilakukan, salah satunya adalah proses termokimia. Proses konversi termokimia dinilai lebih baik daripada proses biokimia yang memiliki tingkat konversi rendah dan biaya produksi lebih tinggi. Penelitian terbaru menyatakan bahwa untuk mendapatkan bio-crude oil dari mikroalga melalui proses termokimia, terdapat dua alternatif teknologi yang dapat digunakan, yaitu pirolisis dan liquefaction. Pada penelitian ini, sebuah proses seleksi dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dilakukan untuk menentukan teknologi yang lebih baik. Kriteria evaluasi yang digunakan adalah kriteria teknologi (tingkat kesiapan teknologi, efisiensi energi, proses pre-treatment, dan output produk), kriteria kompleksitas operasional, kriteria dampak lingkungan, dan kriteria ekonomi (biaya investasi dan biaya operasi). Teknologi alternatif yang dievaluasi adalah pirolisis dengan reaktor bubbling fluidized bed, pirolisis dengan reaktor circulating fluidized bed, dan hydrothermal liquefaction. Dari hasil perbandingan berpasangan, kriteria teknologi memiliki bobot tertinggi (0,343) dan teknologi hydrothermal liquefaction merupakan teknologi terbaik diantara alternatif lainnya (0,420).
Kata kunci: Analytic hierarchy process; Bio-crude oil; Microalgae; Pyrolisis; Hydrothermal liquefaction