Tekno-ekonomi Pendirian Pabrik Bioetanol Dari Singkong (Manihot Esculenta) Kapasitas Produksi 600.000 Ton/Tahun
Nourish Christine Griapon
Pengembangan A20 yakni bahan bakar dengan emisi rendah campuran 5% etanol, 15% metanol dan 80% gasoline mempengaruhi meningkatnya kebutuhan bioetanol di Indonesia. Kebutuhan bioetanol yang terus meningkat di Indonesia menjadi alasan Indonesia secara mandiri untuk memenuhinya dengan mendirikan beberapa pabrik bieotanol maupun menginvestasikan modal untuk pembuatan etanol dari beberapa pabrik gula dengan sistem terintegrasi dengan bahan baku molase. Salah satu cara pemenuhan bioetanol adalah dengan membangun pabrik biotanol dengan bahan baku singkong (Manihot Esculenta) dengan perbandingan hasil antara bahan baku singkong dan etanol adalah 6,1 : 1 dan kebutuhan kapasitas produksi yang diharapkan adalah 600.000 ton/tahun. Proses yang digunakan terbagi dalam 4 proses utama, pre-treatment, gelantinasi, fermentasi dan pemurnian. Metode perhitungan yang dilakukan adalah metode short-calculation untuk perhitungan proses produksi dengan memenuhi nilai fuel grade ethanol (FGE) 99,95% dan perhitungan investasi (capex, opex), Payback Periode (PP), Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR). Hasil penelitian menunjukan bahwa pabrik ini layak didirikan dengan skenario yakni keadaan harga bahan baku dan harga jual etanol normal, harga bahan baku mengalami kenaikan dan penurunan harga sebesar 5% dari harga normal, namun harga jual etanol tetap dan keadaan harga bahan baku tetap, sedangkan harga jual etanol mengalami kenaikan dan penurunan harga sebesar 5% dari harga normal. NPV pada keadaan bahan baku dan harga jual normal adalah sebesar Rp 102 triliun. Persentase NPV untuk harga bahan baku naik 5% harga jual etanol tetap, harga bahan baku turun 5% harga jual etanol tetap, harga bahan baku tetap harga jual etanol naik 5% dan harga bahan baku tetap harga jual etanol turun 5% adalah -0,05% (naik), 0,05% (turun), 0,01% (turun) dan -0,01% (naik). PP terjadi pada 60 bulan 1 hari pada keadaan harga bahan baku dan harga jual etanol normal, 60 bulan 24 hari pada keadaan harga bahan baku naik 5% harga jual etanol tetap, 59 bulan 28 hari pada keadaan harga bahan baku turun 5% harga jual etanol tetap, 59 bulan 20 hari pada keadaan harga bahan baku tetap harga jual etanol naik dan 59 bulan 28 hari pada harga bahan baku tetap harga jual etanol turun 5% dari harga normal. Nilai IRR untuk harga bahan baku naik 5% harga jual etanol tetap, harga bahan baku turun 5% harga jual etanol tetap, harga bahan baku tetap harga jual etanol naik 5% dan harga bahan baku tetap harga jual etanol turun 5% adalah 18,613%, 18,342%, 18,883%, 18,645% dan 18,582%, sehingga memenuhi syarat utama studi kelayakan bisnis yakni NPV > 0, PP < 15 tahun dan IRR > MARR.
Kata Kunci: A20, Singkong, Etanol, Net Present Value, Payback Period, Internal Rate of Return