Salah satu tantangan yang dihadapi oleh dunia industri saat ini adalah kewajiban untuk melakukan usaha-usaha pengurangan emisi karbon yang dihasilkan oleh kegiatan bisnis mereka. Berbagai metode telah dikembangkan dalam melakukan program Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) di dunia industri. Menjawab tantangan ini, para peneliti di Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada, yang juga merupakan dosen Program Studi Magister Teknik Sistem FT UGM, mengembangkan inovasi pemanfaatan mikroalga sebagai solusi penyerapan karbon pada industri. Profesor Arief Budiman, bersama Dr. Eko Agus Suyono dan Dr. Nugroho Dewayanto, menghasilkan inovasi berupa Algaetree dan Algaerium, suatu sistem kultivasi mikroalga dalam photobioreactor yang dimodifikasi untuk mengoptimalkan penyerapan karbondioksida, baik dari lingkungan maupun udara sekitar.
Gayung bersambut, ketika Leonardus Arda, alumnus Magister Teknik Sistem UGM, melalui dua perusahaan yang didirikannya bersama beberapa alumni UGM lainnya yaitu PT Enthalphy Environergy Consulting dan PT Algatech Nusantara yang bergerak di bidang pengembangan produk dan bisnis mikroalga, melakukan kolaborasi dan menghasilkan inovasi menjadikan Algaetree sebagai produk yang lebih bernilai jual melalui desain yang futuristik, serta penambahan fitur-fitur seperti layar indikator karbon dioksida yang terserap, serta oksigen yang dihasilkan oleh mikroalga. Microforest adalah pengembangan lanjutan dari Algaetree, dengan kapasitas media kultivasi 100 liter, mempunyai kemampuan penyerapan karbon hingga 37,6 kilogram per tahun, atau setara dengan kemampuan penyerapan karbon oleh 4 pohon berusia dewasa.
Inovasi ini telah menarik perhatian PT Pertamina EP Cepu Regional 4 yang mengelola kegiatan eksplorasi Pertamina di wilayah Indonesia Timur. Melalui kesepakatan kerjasama dengan PUIPT Microalgae Biorefinery Universitas Gadjah Mada, Pertamina EP Cepu Regional 4 akan memasang instalasi Microforest dan Oxyflow, sebanyak 5 unit di kantor pusat mereka yang berlokasi di Patra Jasa Office Tower, Jl. Jenderat Gatot Subroto, Jakarta. Dengan program ini, Pertamina EP Cepu berharap menjadi pelopor di Pertamina dalam usaha-usaha dekarbonisasi menggunakan pendekatan alam, sebagai pelengkap teknologi CCUS. Hal tersebut diungkapkan oleh Chandra Sunaryo, Manager Environment Pertamina EP Cepu Regional 4 dalam acara Launching Program Mikroalga Sebagai Inisiasi Dekarbonisasi di Pertamina EP Cepu Regional 4 di Patra Jasa Office Tower, Jumat, 14 Februari 2025.
Sebagai produk akhir, Microforest didesain tidak hanya fungsional, tetapi juga estetis, sehingga dapat ditempatkan di dalam ruangan atau lobi gedung. Keunggulannya terletak pada kemampuannya menyerap CO₂ dan menghasilkan O₂ di lokasi yang tidak memungkinkan tanaman tumbuh, serta tidak membutuhkan lahan luas, menjadikannya solusi ideal untuk mendukung sustainability. Saat ini, teknologi Microforest telah mendapat respons positif dari berbagai industri yang tengah berupaya menerapkan dekarbonisasi untuk memperkuat komitmen ESG mereka.