INTISARI
Oleh: Susana Evayanti
Penentuan IKM andalan yang akan menjadi prioritas dalam pengalokasian penganggaran merupakan salah satu aktivitas dalam rangkaian penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat. Saat ini, Disperindag Provinsi Kalimantan Barat memiliki 6 IKM andalan yang bergerak di bidang industri pangan, industri kerajinan, dan industri tenun. Masalah yang dialami oleh Disperindag Provinsi Kalimantan Barat adalah sulitnya menentukan IKM andalan mana yang memiliki performansi terbaik. Selain itu, terdapat kelemahan dalam penilaian IKM andalan yang sudah dilaksanakan yaitu pengambil keputusan hanya menilai secara subyektif terhadap IKM andalan sehingga tidak jarang menimbulkan konflik antar pengambil keputusan terkait pemilihan IKM andalan.
Pada penelitian ini, berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Provinsi Kalbar Tahun 2013-2018 yang merupakan perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun ditetapkan empat kriteria utama yaitu ekonomi, sosial dan budaya, teknis, dan manajemen.Hasil penilaian dengan metode AHP kriteria teknis memperoleh nilai tertinggi yaitu 0.409, kriteria ekonomi dengan nilai 0.359, kriteria manajemen dengan nilai 0.165, dan kriteria sosial dan budaya dengan nilai terkecil yaitu 0.067. Hasil penilaian dengan metode FAHP kriteria teknis juga memperoleh nilai tertinggi yaitu 0.394, kriteria ekonomi dengan nilai 0.336, kriteria manajemen dengan nilai 0.241, dan kriteria sosial dan budaya dengan nilai 0.029. Untuk urutan alternatif menurut AHP adalah IKM Lidah Buaya dengan nilai 0.260, IKM Keramik Hias dengan nilai 0.244, IKM Tenun Songket dengan nilai 0.177, IKM Tenun Ikat dengan nilai 0.159, IKM Anyaman Bidai dengan nilai 0. 089, dan IKM Olahan Ikan dengan nilai 0.071. Urutan alternatif menurut FAHP adalah IKM Lidah Buaya dengan nilai 0.237, IKM Keramik Hias dengan nilai 0.220, IKM Tenun Songket dengan nilai 0.218, IKM Tenun Ikat dengan nilai 0.209, IKM Anyaman Bidai dengan nilai 0.083, dan IKM Olahan Ikan dengan nilai 0.033.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan terhadap urutan kriteria, sub kriteria, maupun alternatif antara metode AHP dan FAHP. Hal yang berbeda hanya besar bobot dari masing-masing kriteria, sub kriteria, dan alternatif. Tim pengambil keputusan dapat menggunakan baik metode AHP maupun FAHP dalam memilih IKM andalan.
Kata kunci: Penganggaran Partisipatif, Analytical Hierarchy Process (AHP), Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP), IKM Andalan