Pemilihan Teknologi Pemanenan Mikroalga untuk Produksi Bio-crude Oil
Abdul Rozaq Al Baqi
Konsumsi energi yang semakin tinggi terhadap bahan bakar fosil telah mendorong berbagai penelitian dan pengembangan terkait energi terbarukan untuk di masa yang akan datang. Salah satu sumber bahan bakar alternatif terbarukan masa depan dan juga merupakan sumber biofuel generasi ketiga adalah mikroalga. Adapun tantangan besar dalam produksi bio-crude oil dari mikroalga adalah salah satunya pemilihan teknologi pemanenan mikroalga yang efektif. Hal ini dikarenakan ukuran alga yang kecil (3-30µm) dan massa jenis mikroalga hampir sama dengan massa jenis air. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan teknologi pemanenan mikroalga yang tepat yang diaplikasikan pada proses kilang bio-crude oil. Beberapa alternatif teknologi pemanenan mikroalga yang potensial adalah sentrifugasi, filtrasi, flokulasi anorganik, flokulasi organik, bioflokulasi, elektrokoagulasi, dan flokulasi-sedimentasi. Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) cocok dan efektif digunakan dalam penentuan teknologi pemanenan mikroalga dengan mempertimbangkan beberapa parameter. Adapun faktor yang terlibat adalah jumlah konsumsi energi, biaya, resiko kontaminasi, ketersediaan teknologi, efisiensi, fleksibilitas strain mikroalga, dan waktu produksi. Alternatif terbaik yang dapat direkomendasikan sebagai teknologi pemanenan mikroalga adalah flokulasi-sedimentasi dengan bobot 0,202. Potensi produksi biomassa Botryococcus braunii dalam penelitian ini adalah 79,5179 ton/tahun yang dapat diolah menjadi 46,1204 ton/tahun bio-crude oil dengan high heating value (HHV) sebesar 3.816.859,2 MJ.
Kata kunci: Pemanenan mikroalga , bio-crude oil, Analytic Hierarchy Process